Senin, 29 Desember 2014

penyesalan


tinta merah menggores di kertas
nan tak terawat,kotor,serta rusak
menuliskan suatu suara hati
yang sedang pilu
melukiskan kepedihan
dia menertawakan hidupnya

butir demi butir tetesan air mata
mengalir mengisi kehidupannya
ia menangis penuh penyesalan
ia membutuhkan uluran kasih sayang
tapi yang ada hanyalah suara alam yang tertawa

bagai pisau yang menusuk hati
suara itu kian merasuk tubuh gadis itu
yang kini telah hina dan hancur

pernah ia bermimpi
menjadi gadis yang istimewa
tapi itu hanyalah sebuah mimpi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar